Ada banyak kisah di dunia ini, tetapi kisah seorang guru selalu punya ruang tersendiri di hati. Kisah yang tidak selalu terlihat. Karena menjadi guru bukan sekedar pekerjaan, itu adalah persembahan hidup.

Setiap pagi, seorang guru melangkah memasuki sekolah dengan harapan baru. Kadang dengan tubuh yang letih, kadang dengan hati yang penuh beban, tetapi semangat itu tetap ada. Mereka tersenyum, menyapa dan berdiri di depan kelas seakan berkata “Hari ini kita mulai lagi ya” padahal mungkin di balik senyum ada kekhawatiran, ada kelelahan atau ada masalah pribadi yang mereka simpan rapi agar tak mengganggu proses belajar.

Begitulah hati seorang guru mereka mendahulukan masa depan orang lain di atas dirinya sendiri. Ia bagai lilin yang membakar dirinya untuk menerangi orang lain dan lingkungan sekitar.

Di ruang kelaspun, guru tidak hanya mengajar. Mereka ikut menjadi tempat bertanya, tempat berlindung, tempat pulang bagi siswa yang sedang kehilangan arah. Ada anak yang berubah masa depannya karena guru memberinya kesempatan kedua. Tidak jarang hal  kecil itu justru mengubah hidup seseorang.

Satu kalimat,
satu senyuman,
satu keyakinan yang diberikan di waktu yang tepat.

Dan ketika malam tiba, banyak guru yang masih terjaga. Memeriksa tugas, merancang pembelajaran, memikirkan murid-murid yang belum menunjukkan perkembangan serta meyelipkan harapan di setiap lantunan doa dan munajatnya. Meski tidak ada yang melihat, mereka tetap melakukannya. Karena dalam hati mereka selalu ada satu keinginan sederhana: “Aku ingin anak-anak ini berhasil.”

Tahun demi tahun berlalu, angkatan datang dan pergi. Banyak nama yang mungkin terlupa, banyak wajah yang memudar dari ingatan. Tetapi jejak guru tidak pernah hilang dari hati mereka yang pernah diajarinya. Jejak itu tumbuh menjadi keberanian, menjadi karakter, menjadi nilai-nilai hidup yang mereka bawa ke mana pun mereka pergi.

Dan kelak, ketika seorang murid berdiri di puncak keberhasilannya, ia mungkin akan teringat pada satu sosok yang pernah percaya padanya saat dunia tidak percaya—gurunya.

Itulah warisan seorang guru.
Warisan yang tidak tertulis di monumen, tetapi tertanam dalam diri manusia.

Dedikasi guru adalah cahaya yang tidak pernah padam. Cahaya yang tetap menyala bahkan ketika gelap datang. Cahaya yang menerangi jalan banyak orang, meski terkadang justru membuat pemilik cahaya itu berjalan sendiri dalam sunyi.

Hari ini, mari kita renungkan sejenak: betapa besar hidup yang telah mereka persembahkan untuk kita.

Untuk setiap lelah yang tidak pernah dikeluhkan,
untuk setiap doa yang tidak pernah diminta,
untuk setiap cinta yang diberikan tanpa syarat.

Terima kasih, Guru.
Engkau bukan sekadar pengajar, engkau adalah penjaga harapan.

Selamat Hari Guru.
Semoga cahaya ketulusanmu terus berpendar dalam diri setiap anak bangsa yang kau bimbing.

Di tulis oleh: Hanim Musyayaroh, M. Pd

Kepala SMK Plus Sabilur Rosyad

Categories: Blog

0 Comments

Leave a Reply

Avatar placeholder

Your email address will not be published. Required fields are marked *